6 Kesalahan Umum Saat Membuat Brand Kosmetik Baru

Industri kecantikan di Indonesia sedang berkembang sangat pesat. Banyak orang, dari influencer hingga pengusaha pemula, mulai membangun brand kosmetik sendiri. Apalagi dengan kemudahan layanan jasa maklon kosmetik, siapa pun kini bisa menciptakan produk skincare, makeup, atau bodycare tanpa harus memiliki pabrik sendiri.

Namun, di balik peluang besar itu, ada banyak tantangan. Tidak sedikit brand baru yang gagal bertahan lebih dari satu tahun karena melakukan kesalahan mendasar sejak awal. Agar kamu tidak mengalami hal serupa, berikut adalah 6 kesalahan umum yang sering dilakukan saat membuat brand kosmetik baru.6 Kesalahan Umum Saat Membuat Brand Kosmetik Baru

1. Tidak Punya Konsep Brand yang Jelas

Banyak pemilik brand baru langsung fokus ke jenis produk, misalnya “mau bikin serum pencerah” atau “lip cream tahan lama”, tapi lupa menyusun konsep brand yang kuat dan membedakan diri dari pesaing.

Kesalahan ini berdampak pada:

  • Branding yang membingungkan
  • Pesan marketing yang tidak nyambung
  • Sulit membangun loyalitas pelanggan

Solusi:

Sebelum memilih produk, susun identitas brand terlebih dahulu:

  • Siapa target pasarnya? (remaja, ibu muda, pria aktif, dll)
  • Nilai utama brand-mu apa? (natural, halal, premium, lokal)
  • Tone komunikasimu seperti apa? (fun, serius, edukatif)
  • Apa yang membuat produkmu berbeda?

Contoh: Brand A membidik Gen Z dengan skincare ringan dan fun packaging, sedangkan Brand B fokus pada wanita dewasa dengan produk anti-aging yang elegan. Keduanya jelas dan tidak saling bersinggungan.

2. Terlalu Banyak Produk Sekaligus

Beberapa brand baru tergoda untuk langsung membuat 5–10 jenis produk sekaligus, karena ingin terlihat besar dan lengkap. Padahal, strategi ini justru bisa memakan biaya besar dan menyulitkan dari sisi pemasaran.

Dampak negatifnya:

  • Modal terkuras untuk produksi banyak SKU
  • Sulit memasarkan semuanya secara seimbang
  • Tidak bisa fokus membangun satu produk unggulan

Solusi:

Mulai dari 1–3 produk inti dulu yang paling laris dan dibutuhkan pasar, misalnya:

  • Serum wajah
  • Facial wash
  • Sunscreen

Fokus pada satu masalah kulit dan bangun reputasi dari sana. Setelah pasar merespons positif, kamu bisa mulai menambah varian secara bertahap.

3. Tidak Riset Pasar dan Kompetitor

Beberapa pemilik brand baru hanya membuat produk berdasarkan “insting” atau “produk favorit pribadi”, tanpa tahu apakah produk itu benar-benar dibutuhkan pasar atau tidak.

Akibatnya:

  • Produk tidak laku meski berkualitas
  • Harga tidak kompetitif
  • Pesan promosi tidak menyentuh kebutuhan konsumen

Solusi:

Lakukan riset pasar sebelum produksi:

  • Cek tren produk di marketplace (Shopee, Tokopedia, TikTok Shop)
  • Perhatikan review konsumen terhadap brand lain
  • Amati produk kompetitor: harga, kemasan, klaim, bahan

Riset ini bisa kamu kombinasikan dengan diskusi bersama tim maklon agar hasil produk lebih sesuai kebutuhan pasar.

4. Mengabaikan Legalitas Produk (BPOM dan Halal)

Beberapa brand tergoda menjual cepat produk tanpa menunggu proses BPOM selesai, apalagi jika ingin “tes pasar” dulu. Padahal ini berisiko besar.

Dampak buruknya:

  • Produk bisa ditarik dari peredaran
  • Sulit menjual di marketplace besar (mereka mewajibkan sertifikat BPOM)
  • Kehilangan kepercayaan konsumen

Solusi:

Pastikan semua produk kamu memiliki notifikasi BPOM sebelum dipasarkan. Jika menyasar pasar muslim, daftarkan juga sertifikasi Halal.

Maklon terpercaya akan membantu seluruh proses legalitas ini dari awal hingga selesai, jadi kamu tidak perlu khawatir.

5. Tidak Menyiapkan Strategi Marketing

Punya produk bagus saja tidak cukup. Salah satu kesalahan paling fatal adalah tidak menyiapkan strategi pemasaran sejak awal. Banyak brand baru hanya mengandalkan upload foto di Instagram tanpa strategi konten, campaign, atau promosi.

Akibatnya:

  • Produk tidak dikenal meskipun sudah siap jual
  • Tidak ada penjualan meski sudah keluar modal besar
  • Brand gagal membangun koneksi dengan calon pelanggan

Solusi:

Bangun strategi marketing bahkan sebelum produk jadi:

  • Buat teaser atau countdown di media sosial
  • Bangun konten edukatif atau inspiratif seputar masalah kulit
  • Gunakan influencer atau affiliate untuk promosi
  • Siapkan budget untuk ads (FB/IG/TikTok ads)
  • Jalin hubungan dengan reseller atau komunitas kecantikan

Promosi yang konsisten jauh lebih penting daripada hanya mengandalkan desain produk.

6. Kurang Sabar dan Ingin Hasil Instan

Banyak brand kosmetik baru menyerah terlalu cepat—misalnya baru produksi sekali dan ingin langsung untung besar. Padahal, membangun brand membutuhkan waktu, konsistensi, dan kesabaran.

Realitanya:

  • Brand perlu waktu untuk dikenal
  • Konsumen perlu edukasi dan bukti kualitas
  • Penjualan tidak selalu langsung tinggi di bulan pertama

Solusi:

Bersikap realistis dan buat rencana jangka panjang:

  • Tetapkan target 3 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun ke depan
  • Fokus pada repeat order dan testimoni pelanggan
  • Perbaiki strategi berdasarkan data dan feedback

Ingat, brand besar yang kamu kenal hari ini juga butuh bertahun-tahun untuk mencapai posisinya sekarang.

Hubungi Kami

Membangun brand kosmetik sendiri adalah peluang besar, apalagi dengan dukungan jasa maklon profesional yang bisa membantu mulai dari formulasi hingga legalitas. Tapi kesuksesan tidak datang begitu saja. Kamu perlu menghindari kesalahan umum yang bisa menghambat pertumbuhan brand-mu sejak awal.

Untuk merangkum:

  1. Miliki konsep brand yang jelas
  2. Jangan terlalu banyak produk di awal
  3. Riset pasar dan kompetitor
  4. Pastikan legalitas produk
  5. Siapkan strategi marketing
  6. Bersabar dan komitmen jangka panjang

Dengan persiapan yang matang dan strategi yang tepat, kamu tidak hanya bisa membuat produk yang bagus, tapi juga membangun brand kosmetik yang dicintai konsumen dan bertahan lama di pasaran. KLIK DISINI itu isinya ini https://bit.ly/OrderMaklonKosmetik. 6 Kesalahan Umum Saat Membuat Brand Kosmetik Baru

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *